Madura - Musim tanam tembakau di Madura tahun ini sepertinya kian menjemukan. Disamping harga-harganya yang tak pernah fantastik sejak beberap tahun terakhir ini, ditambah lagi dengan anomali cuaca yang kian tak menentu, membuat para petani tembakau atau si daun emas ini berkurang. "Bahkan di Desa Prancak, Campaka dan Lebbeng sendiri, yang dari dulu dikenal penghasil tembakau terbaikpun, animo masyarakat juga berkurang. Padahal sekarang sudah hampir masuk bulan 6, tapi tak satupun petani yang menanam tembakau. Padahal tahun lalu, awal bulan 5 saja, petani yang nanam sudah lebih dari 50 %. Sudah bukan rahasia lagi di Desa Prancak, lebeng dan desa-desa lain di Kecamatan Pasongsongan, dari dulu memang terkenal dengan tembakau kualitas dunia.Tapi kalau harganya selalu tidak stabil, ya beginilah, petani jadi malas-malasan," papar Mohammad Imron Encung, Anggota DPRD Sumenep asal Dapil 4, Kamis (20/052010).
Saat ini warga desa di Kecamatan Rubaru, Ambunten, Dasuk dan Kecamatan Pasongsongan. menurutnya, lebih condong pada tanaman alternatif seprti cabe pedas, mentimun, dan tanaman lain yang dinilai terlalu berisikon dibanding tembakau yang harus mengeluarkan jutaan rupiah, untuk biaya penanaman dan perawatan. "Untuk itu saya berharap, pemerintah bisa membantu masyarakat petani temabakau, agar mencarikan solusi pasar yang jelas, Hingga nasib petani tembakau tidak lagi memperihatinkan." Terang laki-laki dari Fraksi Bulan Bintang dengan santun |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar